Sabtu, 24 Mei 2008

Jalan-Jalan

Malam jumat sebenarnya saya didaulat bapak untuk bisa selalu ikut dalam acara 'malam jumat' rutin yang diadakan di musholla dekat rumah. Tapi malam ini sepertinya suasana hati saya lagi buruk. Selepas sholat magrib dan sunat, saya langsung 'minggat' dari musholla, pulang ganti baju terus pergi meninggalkan rumah. Bisa dibilang ini adalah kebiasaan saya setiap sedang dilanda gundah. Kadang penyebabnya jelas tapi kadang tidak jelas sebabnya saya bisa bad mood. Usia seperti saya ini mungkin tidak selabil sewaktu masih sekolah SMU dulu, tapi mungkin masih bau-abu dikit (maklum masih suka ninggal mandi) sehingga kemungkinan masih terbawa dengan ego remaja saya. Seringnya kalau sudah sumpek dihati, saya ambil inisiatif buat jalan-jalan keliling kota sendirian karena belum punya pasangan hidup ya... begini! harus legowo dengan kesendirian. Tapi setidaknya dijalan saya tidak perlu merasa begitu. Entah budaya atau kesempatan yang tidak disiakan, setiap malam jumat seperti ini Kudus tidak pernah sepi. Adik-adik usia sekolah biasanya ikut jalan-jalan dan ujung-ujungnya mangkal di alun-alun atau seputar menara kudus dengan 'pakaian khas' mereka yang menunjukkan mereka sehabis dari masjid atau musholla. Bisa jadi ini dikarenakan sebagian besar dari mereka memang libur besoknya, sehingga memang malam jumat dijadikan malam minggu mereka.

Berbeda dengan bisanya saya menulis blogpost kali ini sambil berkeliling kota. Sehingga saya bisa ikut merasakan wanginya kudus dimakam hari. Selayaknya penulis terkenal yang mencari ide/inspirasi untuk tulisan mereka. Saya sempatkan pertama untuk singgah di GOR Kudus, tempat mangkal anak muda (katanya) yang memang terbukti saat saya pertama singgah disini. Mungkin lokasi ini tidak seramai dulu-dulu karena Pemda Kudus bekerjasama dengan pihak polres telah 'menyapu' wilayah ini setiap malam minggu. Saya pribadi sama sekali tidak merasa terhibur disini karena saya memang sendiri, mungkin beda lagi dengan yang sedang berkunjung dengan pujaan hatinya. Agak remang memang dibeberapa sisi, saya pun ambil tempat agak dipinggir jalan di bawah lampu sehingga agak 'menyala' khawatir dilihat orang sayapun cari yang agak remang supaya aman pegang-pegang body sexy hp saya (jangan ngeres lho ya! ini beneran), setidaknya kalau pegang hp sendiri terhindar dari maksiat (itupun kalau pas buka internet nggak nyasar-nyasar he..he). Habis ini kemana ya?

Nah, akhirnya sampai juga..setelah tadi muter-muter sebentar. Sampailah saya di alun-alun aka simpang tujuh, jantungnya Kudus. Tempat tawafnya orang Kudus (untuk yang mau saja). MasyaALLAH asyik bener!, 180 derajat dibanding GOR tadi. Terang, banyak orang lalu lalang, ada layar lebar (seperti di kota besar), jajanan banyak juga, pokoknya asyiklah. Untuk skor penghilang kejenuhan 90, sedangkan GOR paling banter cuma 65. Dari berita yang lalu lalang, layar lebar ini sumbangan PR. Djarum yang bapaknya pabrik rokok di Kudus sini. Dari pada bosen nonton TV dirumah mending disini, meskipun seringnya hanya memutar film seputar Kudus daripada acara lain, pernah juga dibuat noton bareng acara semacam sepak bola atau ajang perhelatan Badminton Dunia seperti Thomas and Uber Cup kemarin.

Di tengah alun-alun terlihat sejumlah anak sedang bermain sepakbola, sepertinya asyik sekali. Sekarang sudah hampir kan sembilan malam, ada bayangan mau mampir ke menara Kudus, tapi mungkin sekarang sudah lengang. Jadi saya putus saja cerita refreshing saya sampai disini.