Seperti Ramadhan tahun sebelumya Remaja Masjid alhamdulillah masih bisa menjalankan program buka bersama sekaligus santunan dan khotmil quran. Sebenarnya ide awalnya memang hanya buka bersama saja, akan tetapi melihat penyampaian santunan yatim piatu oleh jamiyyah di sekitar RW 2 yang masih diberikan satu persatu secara langsung, maka kemudian ada usulan untuk dijadikan satu dengan buka bersama dan khotmil quran Remaja Masjid.
Tahun ini kebetulan jumlah yatim piatu bertambah 1 orang yang sedianya 5 orang menjadi 6 orang.
Secara khusus memang Remaja Masjid belum memberikan santunan dari kepengurusan, baru dari jamiyyah senin dan kamis yang notabene nya orangnya yah..memang hampir sama dengan pengurus masjid. Satu hal yang patut disayangkan pada pelaksanaan kegiatan kemarin adalah absennya ketua pengurus yang tanpa ada keterangan. Ketua pengurus memang akhir-akhir ini sering begitu. Beliau sering absen dan tidak memberitahu kenapa beliau berhalangan hadir. Walaupun memang dari informasi yang beredar beliau juga masih di pandang di desa lain (desa asal istrinya) sebagai tokoh masjid juga, tapi keganjilan ini sepertinya tidak bisa ditutup dengan alternatif jawaban seperti itu. Husnuddzon man! jangan su'udzon saja begitu perilaku yang diajarkan nabi kita.
Diluar absennya Ketua Pengurus, secara umum pelaksanaan kurang meriah, karena budaya absen ternyata juga merembet ke anggota pengurus masjid dan remajanya. Banyak yang tidak muncul dimasjid sehingga quran yang 30 juz itu harus ada yang rela double.
Secara umum susunan acara berjalan lancar walaupun pada akhirnya dirumah saya menuai protes dari bapak yang tidak diikutkan dalam susunan acara (wasilah). Alasan beliau saya rasa cukup kuat, karena secara historis memang keluarga kami masih keturunan langsung dari simbah yang mendirikan desa dan masih keluarga dekat dengan keluarga pendiri masjid. Yang dalam hal ini berarti garis keturunan yang disebut zuriyah dalam bahasa arab hanya diketahui dengan baik oleh keluarga besar kami. Bukan apa-apa sih, hanya saja ini adalah sebuah penghormatan bagi para pendahulu yang memperjuangkan masa lalu demi orang-orang masa kini, dan wasilah adalah salah satu jalan mendoakan dan penghormatan terhadap mereka. Jadi diluar permasalahan apakah ini masalah ego atau tidak saya tidak mempermasalahkan, toh memang yang bisa mendoakan orang yang sudah meninggal ya memang yang masih hidup.
Sekedar sebagai pengingat bagi saya, dibawah ini adalah susunan acara tanggal 25 ramadhan kemarin:
1. Pembukaan
2. Wasilah (K. Nor Cholis)
3. Khataman
4. Tahlil+doa (K. Sholihin)
5. Sambutan ta'mir
a. Nadir (KH. Masykuri)
b. ketua/wakil Ta'mir (Bpk. Mustajab)
6. Penyampaian santunan
7. Berbuka puasa
8. Penutup