Akhir-akhir ini kelihatannya adalah tahun-tahun dimana teman-teman yang dulu ikut sama-sama berbagi cerita kehidupan di SMAN 1 Kudus mulai menapaki kehidupan dunia yang sebenarnya. Yah, kehidupan berumah tangga adalah kehidupan yang sebenarnya. Kenapa seperti itu? Sekarang coba sama-sama kita renungkan saat-saat dimana kita masih anak-anak, mau makan minta ibu, mau bobo harus sama ibu, mau pipis ibu, mau beli es juga ibu, pokoknya semua serba ibu (kecuali yang punya mama, emak, ato simbok). Lha trus bapak kemana? bapak lagi kerja cari duit biar kita bisa merengek sama ibu waktu pengin es, coklat atau permen. Makanya memang benar kalo figur sesosok ibu sangat penting sekali bagi siapapun! mau raja, presiden, menteri sampe tukang becak yang kerja siang malam pasti salut dan memberi pujian tanpa henti untuk figur seorang ibu. Memang beliau adalah sosok yang tak tergantikan, hingga sekarang, sewaktu kita merasa sudah tak perlu menetek sama ibu, sewaktu kita bisa membeli es, coklat dan permen sendiri dengan uang yang kita hasilkan sendiri. Tapi berhentikah peran seorang ibu disitu?, tidak! salah kalau menjadi orang tua ada masa pensiunnya, apalagi seorang ibu. Ibu akan selalu menjadi ibu dan kita akan selalu menjadi anak mereka yang manis yang kadang-kadang rewel merengek didepan beliau, bersandar dipangkuan beliau dan terus menerus meminta 'es, coklat dan permen' dari beliau.
Sekarang saat suami/istri menjadi bagian dari hidup kita yang hanya 'mampir ngombe' ini adakah kita masih ingat ketika dengan sabarnya seorang ibu harus bangun tengah malam mengganti popok kita? atau ketika kita menangis minta jatah netek? atau merengek ketika kita harus menjauh dari dekapannya, mendengar detak jantungnya dan merasakan nikmat kasih sayangnya yang berbekas dalam hingga membalut kehidupan kita sampai sekarang, saat 'orang asing' yang tidak pernah kita kenal sebelumnya menjadi pasangan hidup kita?
Setidaknya ketika kita sudah jadi orang, kita masih ingat ibu waktu baik diwaktu senang ataupun susah. Hanya untuk sekedar menelpon dan berkata "aku rindu ibu" atau "ibu mau makan apa hari ini? nanti tak belikan di warung" sudah merupakan hadiah yang luar biasa bagi mereka, jauh melebihi memenangkan uang 2 miliar dari kuis atau pergi berlibur tempat terindah sekalipun di dunia ini.
Tak pernah terbersit di hati seorang ibu yang mulia untuk mendapatkan keuntungan sepeserpun dari apa yang telah mereka berikan kepada kita. Seorang ibu adalah seorang istri yang menghambakan seluruh hidupnya untuk kemuliaan keluarganya, kebahagiaan anak-anaknya dan tegak agamanya. Tidak sedikit orang-orang besar dunia yang lahir dari rahim ibu-ibu yang mulia. Nabi Muhammad SAW adalah contoh hebat diantaranya. Dia merelakan dirinya 24jam sehari 7hari semiggu dan 365 hari setahun hanya untuk kebahagiaan keluarganya. Besar hatilah hai para ibu maupun calon ibu, perjuanganmu jauh lebih besar daripada starwars, lebih mahal dari biaya pembuatan titanic dan lebih dahsyat dari sekedar bom dan granat di medan perang irak.