Selasa, 30 Maret 2010

Indosat: Android Pasti Akan Ramai | VivaNews

VIVAnews - Secara global, pada 2013, lembaga riset IDC memperkirakan bahwa jumlah perangkat ponsel pintar (smartphone) akan menembus angka 390 juta unit.

Pertumbuhan ponsel pintar yang pesat tentu saja kental pengaruhnya terhadap pasar sistem operasi (OS). Sama halnya dengan ponsel, yang tadinya didominasi oleh sejumlah pionir, kini telah bergeser. Biasanya, didominasi oleh Symbian, BlackBerry, dan Windows Mobile, kini hadir OS pendatang baru berstandar terbuka bernama Android. OS bahkan diperkirakan bisa menggeser BlackBerry.

Untuk diketahui, Android adalah platform ponsel terbuka (bukan prorietari), yang pertama kali dikembangkan oleh Google. Belakangan, platform ini didukung pula oleh beberapa nama besar seperti Motorola, HTC, Intel, Qualcomm, yang tergabung dalam Open Handset Alliance.

Ada dua kunci perubahan yang menarik untuk diketahui selama tiga tahun ke depan. Pertama, Android akan mengalami pertumbuhan tercepat dari seluruh OS yang ada. Mulai dari 690 ribu unit di 2008, OS besutan Google ini akan meroket hingga 68 juta unit pada 2013 nanti dengan CAGR (compound annual growth rate-CAGR) 150,4 persen.

Kedua, Android akan sangat terbantu dengan pertumbuhan ponsel-ponsel yang mengadopsinya, dan diperkirakan akan bertengger di posisi kedua setelah Symbian secara global.

Di Indonesia, tak sedikit orang yang tidak tahu Android. Terlebih lagi orang awam, yang sebagian besar meragukan kemampuan dan kehebatan Android. Belum ada riset lokal yang mampu menunjukkan hasil bahwa Android bisa menaklukkan BlackBerry yang sekarang ini menjadi primadona.

Namun, Teguh Prasetya, Group Head VAS Marketing Indosat mengatakan, peluang pasar Android bergantung pada simbiosis di dalam ekosistemnya, termasuk pengguna, vendor (OEM), operator, regulator, dan pengembang.

"Semua unsur dalam ekosistem itu mendukung Android, saya yakin peluang pasar Android akan makin terlihat ke depannya. Saya masih optimis Android menjadi OS yang ramai dibicarakan nanti," katanya saat dikonfirmasi VIVAnews di Jakarta, Rabu 17 Maret 2010.

Dia mengatakan, Indosat sebagai operator, perlu agresif menjadi katalisator sebagai unsur yang mempercepat suatu perubahan di pasar untuk mengembangkan Android itu sendiri.

Tetapi, Teguh pun enggan jemawa. Menurutnya, dentuman Android masih membutuhkan waktu. "Tidak ada yang instan. iPhone dan BlackBerry pun demikian. Menurut saya, Android akan berkembang perlahan-lahan," paparnya.

Menyambut dentuman tersebut, Teguh mengatakan, Indosat pun perlu menyiapkan infrastruktur dengan matang dan layanan nilai tambah khusus untuk pengguna Android. "Misalnya, menciptakan Indosat Market Store, yang telah tergabung dengan Android App Store milik Google," jelasnya.

"Di sini, para pengembang juga bisa bebas mengembangkan konten-konten atau aplikasi yang bisa diunduh para pengguna ponsel-ponsel berbasis sistem operasi Android," ucap pria berusia 42 tahun itu.